FanFiction Story: Listen to You (Part 4)
Adakah yang lebih menyakitkan dari cinta yang tak terbalas?
Adakah yang lebih menyesakkan saat kau berada begitu dekat dengannya tapi ia sama sekali tak pernah melihat padamu?
Jika ada, siapapun tolong beritau aku…
Author POV
“Taecyeon-ya…” panggil seorang yeoja cantik pada namja tampan yang duduk di hadapannya. Lagi, panggilan itu tak dihiraukan oleh namja yang sedang melamun entah sedang memikirkan apa.
Choi Seung Mi –yeoja itu- menghela napas lelah. Bahkan saat hanya berdua seperti inipun, kau masih saja tak menganggapku, batinnya.
Seung Mi memandang namja yang sedang memutar-mutar mienya dengan garpu tanpa terlihat ingin memakannya. Hanya itulah yang Taecyeon lakukan sejak mereka berdua makan siang di kantin kampus Seoul Univ ini. Melamun dan lebih banyak diam adalah sikap yang ditunjukkan Taecyeon seharian ini. Seung Mi sudah berkali-kali menanyakan apa ada masalah dengan namja itu tapi ia tak mendapat jawaban yang memuaskan.
“Hanya sedang kurang bersemangat saja hari ini, Seung Mi-ah. Gwenchana-yo..” jawab Taecyeon diiringi seulas senyum tipis, beberapa saat yang lalu saat Seung Mi bertanya.
Ia menundukkan kepalanya, lalu kembali menghela napas. Ok Taecyeon, adalah namja impiannya. Mereka dipertemukan takdir saat duduk di tahun kedua bangku SMA. Saat itu ia sangat mengagumi Taecyeon yang menjabat menjadi ketua kelasnya.
Ramah, baik, bertanggung jawab pada apapun yang dikerjakannya adalah ciri khas namja itu. Membuat siapapun yang mengenalnya merasa beruntung. Dan itu juga yang dirasakan Seung Mi saat bersama namja ini.
Entah bagaimana ceritanya mereka bisa menjadi dekat dan menjadi sahabat sejak dua tahun hingga sekarang. Bahkan saat awal-awal Seung Mi dekat dengan Taecyeon, banyak gangguan yang didapatnya dari yeoja-yeoja yang juga mengagumi namja itu. Tapi Taecyeon selalu membela dan melindunginya dari semua gangguan hingga akhirnya yeoja-yeoja itu lelah sendiri dan berhenti bahkan mendukung kedekatan mereka.
Seharusnya, Seung Mi senang dengan hal itu. Kenyataan bahwa ia adalah satu-satunya yeoja yang bisa begini dekat dengan Taecyeon adalah hal yang membahagiakan. Tapi… bukankah manusia adalah makhluk yang selalu merasa tak pernah puas?
Ia selalu ingin lebih. Lebih dari ini. Lebih… dari sekedar status teman dekat ataupun sahabat. Ia mencintai namja ini. Ia mencintainya.
Seung Mi teringat pada sebuah percakapan yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Disuatu senja di hari kelulusan mereka. Entah mengapa pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulutnya saat itu.
“Taecyeon-ya…”
“Hm?”
“Apakah sudah ada yeoja yang kau sukai?”
Taecyeon menoleh kearah Seung Mi dengan kening berkerut. “Kenapa bertanya seperti itu?”
Seung Mi balas menatapnya dan mengangkat bahu tak acuh. “Hanya ingin bertanya.” Ujarnya. “Apakah sudah ada?” ulangnya. Tanpa sadar yeoja itu menahan napas menunggu jawaban yang akan dilontarkan namja itu. Penasaran sekaligus.. takut.
“Belum..” jawab namja itu, singkat. Antara senang dan sedih disaat bersamaan Seung Mi mendengar jawaban itu. Senang karena namja ini belum menyukai siapapun, dan sedih karena ia belum bisa membuat namja ini ‘menyukainya’.
Namun sebuah kalimat yang diucapkan Taecyeon beberapa saat setelah itu, berhasil membuat hampir seluruh susunan hatinya runtuh tak berbentuk.
“Aku belum menyukai siapapun saat ini. Karena.. bukankah dulu aku sudah pernah menceritakannya padamu? Bahwa sejak dulu, sudah ada yeoja yang mengisi hatiku dan aku masih tetap menunggunya hingga detik ini. Gadis, teman semasa kecilku.”
Begitulah jawaban Taecyeon beberapa bulan lalu. Seung Mi tersenyum miris. Mencintai seorang laki-laki yang masih bertahan dengan cinta masa lalunya bukanlah hal mudah, kawan-kawan!
“Ok Taecyeon!” Seung Mi memanggil dengan suara lebih keras dari sebelumnya sambil menendang pelan kaki namja dihadapannya ini. Dan benar saja, namja itu langsung sadar dari lamunannya dan memandang heran kearah Seung Mi. Ia meringis sambil mengelus kakinya yang terasa nyeri dibawah meja. Ujung sepatu yeoja itu tepat mengenai tulangnya.
“Ya! Seung Mi-ah! Kenapa menendangku?!”
“Rasakan! Kau terus saja melamun. Itu balasan karena tak memperdulikan ku hampir seharian ini.” Ujar Seung Mi sengit. “Padahal siapa yang tadi mengajakku makan siang? Dan siapa sekarang yang malah tak memperdulikan?” lanjutnya. “Kau menyebalkan!”
Taecyeon menghela napas, memaklumi. Memang ia yang salah karena tanpa sadar mengacuhkan yeoja dihadapannya ini. Padahal ialah yang tadi memaksa Seung Mi untuk menemaninya makan siang. Tapi ia malah larut dalam lamunannya sendiri.
“Mianhae, Seung Mi-ah. Aku hanya se-“
“Kau sedang ada masalah, benar kan?” sela Seung Mi cepat. Taecyeon baru membuka mulutnya untuk menyangkal, namun Seung Mi kembali bersuara. “Jangan berbohong padaku. Kau tau aku ahli dalam membaca raut wajah seseorang.” Ujarnya, tegas. “Ceritakanlah padaku.”
“Aku…” Taecyeon bingung darimana ia harus memulai ceritanya. Semua menyesakki pikiran dan membuatnya sulit bercerita.
“Apakah tentang Kyuhyunnie lagi?” Taecyeon mengangguk dan membuka mulut untuk bercerita. Namun tidak jadi karena ponselnya yang tergeletak di atas meja tiba-tiba bergetar. Sekilas Seung Mi melihat nama Park Jung Soo tertera dilayar yang berkedip-kedip itu sebelum Taecyeon mengangkatnya dengan gerakan cepat.
“Yeobosseyo, hyung..” Taecyeon diam beberapa saat ketika sang penelpon mengatakan sesuatu-entah-apa, yang tidak bisa didengar Seung Mi.
Seung Mi semakin penasaran saat wajah namja itu tiba-tiba berubah cerah. “Benarkah? Ne. Aku segera kesana. Tolong jaga Hyurin, hyung… yeobossseyo..” namja itu menjauhkan ponsel dari telinganya dan memasukkannya dalam saku celana. Ia mengangkat wajah menatap Seung Mi.
“Seung Mi-ah, jeongmal mianhae. Aku harus pergi ada urusan penting yang mendadak. Tapi aku berjanji akan mengganti makan siang yang membuatmu kesal ini lain kali.”
Masih agak sedikit bingung, Seung Mi menangguk. “Gwenchanayo, pergilah Taecyeon-ya..”
“Ne.. gomawo. Annyeong..” pamit namja itu dan kemudian meninggalkan Seung Mi yang masih dalam kebingungan. Sesuatu yang tidak enak merasuki pikirannya
Hyurin? Seperti nama yeoja, namanya terasa tidak asing. Tapi siapa dia? Bukankah yang menelpon tadi adalah Jung Soo oppa? Kenapa Taecyeon mendadak terlihat senang sekali? Berbagai pertanyaan memadati pikiran Seung Mi dan membuatnya kesal sendiri karena tak bisa menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Dan kemungkinan buruk yang baru saja muncul membuatnya sesak dan perih dalam hatinya.
“Taecyeon-ya.. apakah sudah ada yeoja yang mengisi hatimu? Jika benar begitu, lalu… bagaimana denganku?” bisiknya lirih pada udara yang ia harap bisa menyampaikannya pada namja itu lewat hembusannya. Semoga.
XXXXX
Park Jung Soo POV
Aku menutup pintu rawat Kyuhyun yang baru saja ku buka untuk melangkah keluar. Sejenak langkahku terhenti untuk memijat sekilas tengkuk leherku yang terasa pegal. Kemudian melanjutkan langkah menuju ruang rawat lain yang berada tepat disebelah ruang milik Kyuhyun. Dengan perlahan ku buka pintu itu lalu masuk kedalam tanpa ragu dan kembali menutupnya.
Aku mendekat dan duduk disebuah kursi di sisi ranjang. Pandanganku tak lepas dari wajah yeoja yang terbaring sejak kemarin pagi. Tak sadarkan diri sejak kejadian itu.
“Nona ini mengalami benturan dengan trotoar di kepalanya. Cukup parah, tapi tidak perlu cemas karena ia beruntung cepat dibawa ke rumah sakit ini dan tidak kehilangan banyak darah.”
Kata-kata dokter Choi kembali melintas dipikiranku. Gadis ini… berani sekali. Berkat dia, aku masih bisa melihat Kyu bernapas saat ini. Gadis yang seingatku bernama Park Hyu Rin ini telah dua kali menolongku. Pertama saat aku menjatuhkan dompet dan ia yang mengembalikannya padaku. Lalu kejadian kemarin saat Kyuhyun yang –lagi-lagi- berniat bunuh diri, dan Hyurin lah yang menolongnya.
“Dengan apa aku bisa membalas kebaikanmu, Nona…” lirihku.
Gadis ini bahkan mendapat luka yang lebih parah dari Kyuhyun. Kyu sendiri hanya pingsan selama beberapa jam karena tubuhnya yang masih lemah dan terkejut tiba-tiba hingga pingsan. Semalam namja itu sadar, namun ia sama sekali tak mau berbicara pada siapapun. Termasuk padaku. Ia hanya diam dan diam.
Dan karena takut Kyuhyun akan kabur dari rumah sakit lalu melakukan hal konyol lagi, dokter menyuntiknya dengan obat tidur. Itu akan membuatnya terus tertidur seharian ini. Karena itulah aku berani meninggalkan ruang rawatnya dan menemani gadis ini.
“Yong..”
Aku mengangkat wajahku saat mendengar suara Hyurin. Gadis itu mengigau rupanya, karena matanya masih terpejam dan belum sadar.
“Yong..” bisik gadis itu, lagi.
Aku meraih telapaknya dan mengusapnya lembut. Lalu kutarik selimutnya ke atas hingga batas lehernya. Dan gadis itu kembali tenang, tertidur lagi.
Heningnya ruangan ini membuatku memikirkan hal-hal yang sebelumnya tak pernah terpikirkan. Sungguh, aku merasa tidak asing dengan gadis ini. Senyumnya… matanya… mirip. Sangat mirip dengan yeoja itu. Yeoja penawan hatiku. Yeoja yang berhasil membuatku berkata cinta padanya. Yeoja yang tiba-tiba meninggalkanku dengan alasan yang tidak jelas. Membawa seluruh hatiku saat ia pergi dan tak pernah mengembalikannya. Membuatku tak bisa mencintai yeoja lain karena hatiku yang berada dalam genggamannya.
Aku memejamkan mata sejenak. Selalu seperti ini saat memikirkannya. Sesak dan sakit terasa di waktu yang bersamaan. Membuatku berpikir ini akan membuatku mati perlahan.
Lalu… tentang nama yang selalu diucapkan gadis ini saat mengigau. Yong? Aku merasa pernah mendengarnya. Tapi… dimana? Dan kapan? Lalu siapakah Yong selalu diigaukan oleh gadis ini? Kekasihnya kah? Atau siapa?
Berbagai teka-teki memenuhi otakku tapi tak ada satupun jawaban yang dapat kutemukan. Aku yakin pertemuan dengan yeoja ini bukanlah suatu kebetulan. Seperti ada benang yang menghubungkannya dengan kehidupan sekitarku. Tuhan pasti telah mengatur setiap pertemuan ini.
Dia dan Taecyeon adalah teman sekelas. Lalu pertemuannya denganku. hingga pertemuannya dengan Kyuhyun. Semua pasti akan ada penjelasan kenapa kami harus dipertemukan dengan gadis ini. Tapi aku tak tau jawabannya. Cepat atau lambat, waktu pasti akan memberikan jawabannya padaku.
“Emmhh…”
Aku sedikit terkejut ketika gadis itu bersuara. Kualihkan pandanganku padanya. Perlahan, yeoja itu membuka matanya. Kulihat ia bingung menatap sekeliling. Hingga saat melihatku, matanya membulat sempurna.
Ia sudah sadar.
XXXXX
Author POV
Dengan perlahan yeoja yang tak sadar sejak kemarin itu kini membuka matanya kembali. Hal pertama yang dilihatnya adalah atap ruangan yang berwarna putih, dengan bau obat-obatan yang sangat terasa. Matanya beralih ke sebelah kanan tepat dimana seorang namja sedang menatap lekat kearahnya.
“Kau sudah sadar?” tanyanya dengan nada tak percaya. “A.. akan kupanggilkan dokter, tunggulah sebentar..” tanpa menunggu reaksi apapun namja itu segera bangkit dari kursinya dan menghilang dibalik pintu ruangan ini.
Hyurin meraba kepalanya, rupanya sudah ada perban yang membalut kepalanya. Ia mengangkat tangan kirinya dan menemukan sebuah selang infus telah menancap di punggung tangannya. Ia kembali teringat pada kejadian yang terjadi sesaat sebelum ia pingsan.
Namja yang ingin bunuh diri itu…
CKLEEKK
Pintu ruangan tiba-tiba terbuka dan munculah seorang dokter diikuti dengan namja tadi dibelakangnya. Dokter itu mendekat dan memeriksa Hyurin.
“Dia sudah tidak apa-apa. Hanya perlu beberapa hari dirawat dan Nona ini bisa pulang lagi kerumah.” Ujar sang dokter pada namja itu.
“Arraseo, dokter. Ghamsahamnida..” namja itu membungkuk singkat saat dokter itu keluar dari ruangan.
“Mianhae, bukankah kita pernah bertemu?”
Sebenarnya banyak sekali yang ingin ditanyakan Hyurin pada namja itu. Tapi ia bingung harus bertanya yang mana dulu. Hingga hanya pertanyaan itulah yang pertama kali disuarakannya.
“Ne, kau masih mengingatku?”
Hyurin hanya menganggukan kepalanya pelan. Tentu saja ia masih ingat. Pertemuan mereka baru beberapa hari yang lalu terjadi.
“Kau pasti bingung kenapa aku bisa ada disini. Ah, jeongmal mianhae karena kau harus menjadi seperti ini.” Ujar namja itu. “Kau ingat kejadian kemarin pagi, saat kau menyelamatkan seorang namja di jalan raya?” Hyurin –lagi-lagi- hanya mengangguk.
“Dia dongsaengku, Cho Kyuhyun.”
DEG.
“Mwo??” tanpa sadar Hyurin menyela ucapan Jung Soo dengan cepat. Siapa nama dongsaengnya tadi? Cho Kyuhyun??
Jung Soo menatap bingung pada Hyurin. “Namja yang kau selamatkan kemarin adalah dongsaengku, Cho Kyuhyun. Waeyo?”
“A..aniya..”
Jung Soo merasa yeoja ini seperti kaget saat ia menyebutkan nama Kyuhyun. Ada yang aneh, tapi ia tak tahu hal aneh apa itu. Mungkinkah… ia telah mengenal Kyuhyun sebelum ini?
Tok tok tok
Terdengar ketukan di pintu dan disusul kemudian dengan sosok seorang namja yang masuk ke dalam ruangan.
“Annyeong…”
Hyurin yang melihat sosok namja yang dikenalnya itu, dan terkejut.
“Taecyeon-ya! Kau.. kenapa bisa kemari?”
Taecyeon berjalan mendekat sambil tersenyum. “Ingin menjengukmu, tentu saja.”
“Aku tidak mengerti, kenapa kau bisa tau aku ada disini?”
Jung Soo dan Taecyeon saling pandang lalu tersenyum bersamaan. Membuat Hyurin semakin bingung.
“Kau tau, aku ada ditempat yang sama saat kecelakaan kemarin terjadi. Dan namja yang kau selamatkan itu adalah sahabatku sejak kecil Hyurin-ah..”
“Mwo??”
Jadi… Ok Taecyeon dan Cho Kyuhyun bersahabat? Ya Tuhan…
XXXXX
Park Hyu Rin POV
“Satu suap lagi saja, Hyurin-ah..”
“Shireo…”
“Jebaal..”
“Andwae…”
“Kalau kau tidak mau membuka mulutmu akan ku cium kau..”
“MWO??” aku memekik pada Taecyeon mendengar kalimat namja itu. “Yak! Kau mengancamku?”
“Tidak. Aku hanya menyuruhmu memakan sesendok bubur ini.” Jawabnya polos. “Dan tidak usah memasang wajah merah seperti itu, Hyurin-ah..”
Reflek, aku menangkupkan kedua telapakku di pipi. Aku merasa wajahku memang menghangat, tapi apakah benar-benar memerah?
Kulihat Jung Soo-ssi tertawa pelan dan Taecyeon terkekeh di sebelah ranjangku.
“Aish, kau menipuku!”
“Haha, kenapa kau polos sekali huh? Apakah benar-benar ingin kucium– Awww!” Taecyeon memekik sakit saat kucubit lengan kekarnya.
“Berhenti menggodaku, Ok Taecyeon!” protesku padanya, yang kini malah kembali tertawa bersama Jung Soo-ssi.
“Sudah hentikan Taecyeon-ya, suruh dia makan lagi..”
“Ya Jung Soo-ssi, aku tidak ingin makan bubur itu lagi..”
“Aish, bukankah sudah kubilang untuk tidak memanggilku Jung Soo-ssi? Panggil aku oppa, arra?” perintahnya. “Habiskan buburmu itu dan cepatlah sembuh.” Ujarnya membela Taecyeon.
Kulirik namja yang kini sedang tersenyum menang sambil menyodorkan sesendok bubur kearahku. Dengan raut muka cemberut, kubuka mulutku dan menerima suapan terakhirnya itu. Dengan cekatan ia juga mengambilkan segelas air putih untukku. Aku menerimanya dengan perasaan yang… entahlah. Aku sedang dalam kondisi sakit tapi aku merasa sangat bahagia. Taecyeon, namja yang kusukai sedang ada disampingku dan memberiku perhatian.
“Hyurin-ah, boleh aku bertanya sesuatu?” Jung Soo oppa bersuara.
“Ne, bertanyalah oppa..”
“Apakah itu tas milikmu?” Jung Soo oppa menunjuk kesudut ruangan dimana terletak sebuah tas berukuran sedang yang kemarin ku tenteng kemana-mana.
“Ne..” aku mengangguk. “Itu milikku oppa…”
“Kenapa kau membawa-bawa tas sebesar itu? Apa kau ingin pergi ke suatu tempat?” tanyanya lagi.
“Aniya~ lebih tepatnya, aku baru saja pergi dari suatu tempat..”
“Apa maksudmu?” tanya Taecyeon dengan kening berkerut. Aku menunduk, bingung harus menjawab apa.
“Aku baru saja pergi dari tempat kos sewaku karena pemiliknya akan membuat sebuah toko disana…” jawabku, memutuskan untuk jujur saja.
“Jadi kau sudah tak punya tempat tinggal lagi sekarang?” aku mengangguk menanggapi pertanyaan Jung Soo oppa. Kemudian tiba-tiba saja keadaan menjadi hening. Jadi kuputuskan untuk mengatakan sesuatu.
“Tapi mungkin aku akan pulang kembali ke Chun Cheon..”
“Mwo? Ya! Hyurin-ah, bagaimana dengan kuliahmu?”
Aku bingung mendengar pertanyaan Taecyeon. Benar juga, jika aku kembali ke Chun Cheon bagaimana dengan kuliahku?
Sempat kulirik Jung Soo oppa menepuk sekilas pundak Taecyeon lalu mereka saling tatap lalu mengangguk hampir bersamaan. Dan kini, Jung Soo oppa beralih menatapku dengan pandangan yang terlihat serius.
“Hyurin-ah, untuk sementara kau ikutlah denganku… tinggalah di rumah Cho Kyuhyun.”
Seperti ada petir yang menggelegar tepat di telinga ku hingga rasanya begitu mengejutkan pernyataan yang diucapkan Jung Soo oppa barusan.
Tuhan… inikah jalan yang Kau beri untuk mendapatkan apa yang selama ini kucari?
“…..tinggalah di rumah Cho Kyuhyun.”
XXXXX
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar