Halaman

Jumat, 09 Maret 2012

#1

Pena masih terus menumpahkan tintanya di kertas usang
Terus menuliskan cerita yang terombang kelak
Terus bergerak, tak berhenti barang sejenak


Menorehkan kisah lama
Yang mungkin telah kau lupakan
Terisak pilu di sela-sela coretan
Jemariku terus bergerak
Menyatukan untaian kata menjadi kalimat
Dan semua ini.. masih tentangmu

Listen to You (Part 8)

FanFiction Story: Listen to You (Part 8)


Author POV

Hyurin menggoreskan pensil kayunya pada sebuah buku sketsa. Ia suka menggambar, sangat suka malah. Apalagi jika suasana hatinya sedang senang atau saat moodnya sedang bagus. Ia bisa menghabiskan seharin waktunya bersama dengan pensil dan buku sketsa saja.

Tapi saat ini suasana hati Hyurin tidak bisa dibilang bagus. Dan entah kenapa ia malah ingin menggambar apa saja di kertas putihnya ini.

Tiba-tiba Hyurin ingin sekali menolehkan kepalanya ke bangku pojok paling belakang. Disana ada Kyuhyun yang duduk dengan menyenderkan punggungnya di sandaran kursi sambil memejamkan mata. Kedua tangannya bersidekap di depan dada. Sebuah headset putih kesayangannya menempel di kedua telinga namja itu.

Hyurin menghela napas lalu mengalihkan pandangannya kembali ke depan. Hyurin terlonjak kaget saat wajah Taecyeon tiba-tiba saja sudah berada persis di hadapannya. Dengan jarak yang tidak lebih dari 5 sentimeter dari wajahnya. Bahkan hembusan napas namja itu terasa menggelitik hidungnya. Hyurin terpaku beberapa saat ketika namja itu perlahan menampilkan senyum lembutnya.

“Ya! Kau selalu membuatku jantungan, Taecyeon-ya!” ujar Hyurin setelah berhasil menguasai diri dari keterpesonaannya pada namja ini. Ia memundurkan wajahnya sedikit lalu menunduk berpura-pura mengamati buku sketsanya.

Tawa renyah Taecyeon terdengar, menggelitik telinga dan hatinya. Kenapa hanya dengan mendengar suara dan tawa itu membuat jantungnya berpacu tak tau aturan begini?

“Haha, mianhae..” ujar Taecyeon, ia memandang Hyurin dengan posisi kedua tangannya terlipat di atas meja sementara kedua lututnya tertumpu di lantai. “Kau saja yang terlalu serius melamun.” Kilahnya, membela diri.

“Memangnya apa yang sedang kau perhatikan di belakang… sa..na..?” kata-kata Taecyeon tenggelam seketika saat dilihatnya Kyuhyun lah yang sedang duduk seorang diri disana.

Jadi, gadis ini memperhatikan Kyuhyun?

Listen to You (Part 7)

FanFiction Story: Listen to You (Part 7)


Genggaman telapak Hyurin pada cangkirnya mengendur perlahan. Lemas dan ia tertunduk semakin dalam.

“Kau belum mengantuk?” tanya Jung Soo setelah meneguk habis coklat hangatnya. Hyurin mengangkat kepala.

“Belum. Oppa sudah mengantuk?”

Jung Soo memijat pundak kirinya sekilas sambil menggerakkan kepalanya yang lelah. “Sepertinya begitu.”

“Kalau begitu, tidurlah. Oppa pasti lelah..”

“Arraseo (baiklah)... kau juga cepatlah tidur, ne? aku duluan, selamat malam Hyurin-ah..” ujar Jung Soo sambil berdiri lalu beranjak pergi.

Namun baru beberapa langkah, Hyurin memanggilnya kembali. “Oppa..”

Jung Soo menoleh. “Ne?”

“Err.. Maukah suatu saat oppa menceritakan kecelakaan itu padaku?”

Listen to You (Part 6)


Listen to You (Part 5)

FanFiction Story: Listen to You (Part 5)


Author POV

Sudah hampir lima hari Hyurin menginap di rumah sakit. Hari ini adalah saatnya ia keluar dari dari rumah sakit. Seluruh tanggungan biayanya ditanggung oleh Park Jung Soo. Ia mengaku merasa bersalah karena gara-gara adiknya lah Hyurin jadi masuk rumah sakit.

“Nah, sudah tidak ada yang tertinggal kan? Kajja..” ujar Taecyeon yang membantunya beres-beres sejak tadi. Namja itu melarang Hyurin membereskan sendiri barang-barangnya dan hanya menyuruh yeoja itu untuk tetap duduk di kasur.

Dan selama lima hari itu pula, sejak kejadian itu, Hyurin sama sekali belum bertemu lagi dengan namja yang diselamatkannya, Cho Kyuhyun. Ia juga tidak tau kalau ternyata ruang rawat mereka sebenarnya bersebelahan. Hingga akhirnya saat keluar dari ruangannya –ditemani oleh Taecyeon- seseorang dari ruang sebelah juga keluar. Sosok dengan sweater abu-abu itu keluar dan disusul kemudian dengan Jung Soo di belakangnya.

Seketika itu juga, tubuh Hyurin menegang dengan kaku. Namja inilah yang tempo hari menabraknya dan membuat ponselnya rusak. Hingga mengakibatkan kesialan yang berturut-turut menimpa Hyurin.

Jung Soo menatap ke arahnya. “Ah, Hyurin-ah.. sudah beres? Berangkat sekarang juga?”

Pertanyaan Jung Soo itu bagaikan angin lalu yang tidak penting. Karena Hyurin sama sekali tak menjawab dan hanya menatap lekat kearah Kyuhyun. Mungkin karena merasa ada yang memperhatikan, namja yang sejak tadi menunduk itu perlahan mengangkat wajahnya. Hingga akhirnya dua pasang mata itu bertemu pada satu titik dan saling memancarkan sesuatu yang tak bisa ditafsirkan.

Hyurin dengan tatapan yang sulit diartikan, dan Kyuhyun dengan sorot mata kosong. Ia memang memandang Hyurin, tapi toh itu hanyalah sebuah pandangan… tanpa ada perasaan dan kehidupan apapun didalam pancaran mata namja itu. Karena… ia sudah tak punya perasaan apa-apa sekarang. Hati dan perasaannya sudah mati. Mati… sejak beberapa tahun lalu.

Listen to You (Part 4)

FanFiction Story: Listen to You (Part 4)


Adakah yang lebih menyakitkan dari cinta yang tak terbalas?
Adakah yang lebih menyesakkan saat kau berada begitu dekat dengannya tapi ia sama sekali tak pernah melihat padamu?
Jika ada, siapapun tolong beritau aku…

Author POV

“Taecyeon-ya…” panggil seorang yeoja cantik pada namja tampan yang duduk di hadapannya. Lagi, panggilan itu tak dihiraukan oleh namja yang sedang melamun entah sedang memikirkan apa.

Choi Seung Mi –yeoja itu- menghela napas lelah. Bahkan saat hanya berdua seperti inipun, kau masih saja tak menganggapku, batinnya.

Seung Mi memandang namja yang sedang memutar-mutar mienya dengan garpu tanpa terlihat ingin memakannya. Hanya itulah yang Taecyeon lakukan sejak mereka berdua makan siang di kantin kampus Seoul Univ ini. Melamun dan lebih banyak diam adalah sikap yang ditunjukkan Taecyeon seharian ini. Seung Mi sudah berkali-kali menanyakan apa ada masalah dengan namja itu tapi ia tak mendapat jawaban yang memuaskan.

“Hanya sedang kurang bersemangat saja hari ini, Seung Mi-ah. Gwenchana-yo..” jawab Taecyeon diiringi seulas senyum tipis, beberapa saat yang lalu saat Seung Mi bertanya.

Ia menundukkan kepalanya, lalu kembali menghela napas. Ok Taecyeon, adalah namja impiannya. Mereka dipertemukan takdir saat duduk di tahun kedua bangku SMA. Saat itu ia sangat mengagumi Taecyeon yang menjabat menjadi ketua kelasnya.

Ramah, baik, bertanggung jawab pada apapun yang dikerjakannya adalah ciri khas namja itu. Membuat siapapun yang mengenalnya merasa beruntung. Dan itu juga yang dirasakan Seung Mi saat bersama namja ini.

Entah bagaimana ceritanya mereka bisa menjadi dekat dan menjadi sahabat sejak dua tahun hingga sekarang. Bahkan saat awal-awal Seung Mi dekat dengan Taecyeon, banyak gangguan yang didapatnya dari yeoja-yeoja yang juga mengagumi namja itu. Tapi Taecyeon selalu membela dan melindunginya dari semua gangguan hingga akhirnya yeoja-yeoja itu lelah sendiri dan berhenti bahkan mendukung kedekatan mereka.

Seharusnya, Seung Mi senang dengan hal itu. Kenyataan bahwa ia adalah satu-satunya yeoja yang bisa begini dekat dengan Taecyeon adalah hal yang membahagiakan. Tapi… bukankah manusia adalah makhluk yang selalu merasa tak pernah puas?

Ia selalu ingin lebih. Lebih dari ini. Lebih… dari sekedar status teman dekat ataupun sahabat. Ia mencintai namja ini. Ia mencintainya.

Listen to You (Part 3)


Listen to You (Part 2)

FanFiction Story: Listen to You (Part 2)


Ok Taecyeon POV

“Aku baru saja menyelesaikan kuliah ku hari ini hyung, waeyo?” aku berjalan disepanjang koridor Seoul Univercity sambil bertelepon dengan seorang namja.

“MWO??!” Ia mengucapkan sesuatu yang membuatku hampir terserang penyakit jantung. Seketika itu juga langkahku terhenti. Aku bahkan harus berpegangan pada tembok untuk membuat tubuhku tetap berdiri. “Ba..baiklah, ne. arraseo, aku segera kesana.” Kumasukkan ponsel dalam saku celanaku. Lantas berjalan dengan langkah-langkah panjang.

Pikiranku terlalu gelisah untuk memperhatikan jalan yang kulalui. Tempat parkir terasa sangat jauh sekali saat buru-buru seperti ini. Kenapa pula kampus ini luas sekali, huh? Tidak bisakah dipersempit sedikit? Hei, ada apa denganmu Ok Taecyeon? Kenapa kau malah menyalahkan bangunan ini? Pabo! Aku berdecak kesal, dan melangkahkan kakiku semakin cepat, nyaris seperti berlari.

“Taecyeon-ya, aku sedang dirumah sakit, bisakah kau kemari? Kau tau? Aku menemukan Kyu tergeletak dikamarnya, ia baru saja mengiris pergelangan tangannya lagi...”

Kata-kata Jung Soo hyung beberapa saat lalu tergiang di telingaku. Tanpa sadar aku mengepalkan tanganku erat-erat hingga buku-buku jariku memutih. Ini bukan pertama kalinya namja itu -Cho Kyuhyun- melakukan hal berbahaya. Sebelumnya pernah aku menemukan dia hampir meminum sesuatu yang kutau bisa membuatnya pergi selamanya. Aku juga pernah menemukannya tergeletak dikamar mandi dengan darah yang mengalir dari pergelangannya, dan kali ini ia melakukannya lagi.

Aku menghela napas. Ada apa denganmu, Kyu? Seputus asa itukah dirimu? Kali ini aku berdecak keras dan mengacak rambutku sendiri. Tak peduli dengan pandangan orang-orang yang melihat aneh kearahku. Aku tidak peduli. Aku.. hanya sedang merasa seperti orang yang gagal menjadi seorang sahabat, seorang sahabat yang sangat tidak berguna saat ini.

“SIAL!” aku berdecak lebih keras, saat hujan ternyata telah mengguyur dengan derasnya. Aku berhenti, menimbang-nimbang jika seandainya aku harus melintasi halaman kampus ini agar dapat sampai ke tempat parkir. Yak! Kenapa aku baru sadar halaman ini begitu luas? Dan sekarang aku mulai membenci kenyataan ini.

Aku sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari menerobos hujan, saat mataku tak sengaja menangkap sosok yang kukenal. Alih-alih bergegas menuju tempat parkir, aku malah melangkahkan kakiku menghampirinya, yang berdiri tak jauh dariku, sambil melamun.

“Hyurin-ssi..” aku memanggil namanya karena ia tak juga menyadari diriku yang telah berdiri disebelahnya. Tapi yeoja, teman sekelasku ini, tak menyahut. Atau ia tak mendengar? Ia masih memandang lurus ke depan. entah apa yang sedang dipikirkannya.

Kamis, 08 Maret 2012

Listen to You (Part 1)

FanFiction Story: Listen to You (Part 1)


Park Hyurin POV
Aku membuka jendela besar yang ada di sisi kiriku, lalu merasakan terpaan udara yang menerbangkan beberapa helai rambutku namun terasa begitu sejuk. Ini memang masih terlalu pagi, dan aku sudah berada dalam kelas mata kuliahku ini. Aku bahkan baru saja membersihkan kelas ini, meski hari ini bukanlah jadwalku. Aku menerawang jauh kedepan, saat tidak ada kerjaan seperti ini, pikiranku kembali mengembara. Aku teringat kejadian kemarin..

Siang itu setelah urusan di perpustakaan selesai, aku segera bergegas menuju café tempatku bekerja paruh waktu. Namun ditengah jalan, seseorang menabrakku dan mengakibatkan ponselku rusak, ah tidak. Remuk lebih tepatnya. Dan dengan polosnya ia hanya memberiku kartu nama dan pergi begitu saja tanpa berkata maaf sedikitpun. Hah, betapa sopannya namja itu! Sial!

Saat melanjutkan perjalanan, aku kembali bertabrakan dengan seseorang. Aku tidak tau kenapa hari itu aku sangat ceroboh. Aku membiarkannya pergi setelah saling meminta maaf. Dan ketika aku merogoh tasku di sebuah halte bus yang akan membawaku ke café, aku baru sadar kalau dompetku sudah lenyap dari dalam tas. Orang tadi adalah pencopet! Benar-benar sial!

Karena tidak mungkin aku berjalan ke tempat kerja, kuputuskan untuk pergi ke kosanku. Libur sehari saja tidak apa bukan?
Namun, aku salah. Salah besar. Ketika malam harinya aku menelpon manager café –tentu saja lewat telepon umum- dan dia mengatakan bahwa aku sudah dipecat dan tak perlu datang lagi esok hari dan seterusnya. Ia mengatakan tak membutuhkan karyawan yang tak punya tanggung jawab sepertiku.

Hey, ayolah. Aku hampir tiga bulan bekerja disana dan belum pernah sekalipun membolos atau datang terlambat. Hanya SEHARI aku tidak datang tanpa pemberitahuan, dan langsung dipecat? Sungguh, sial sesial sialnya sial!!

Aku mendengus kesal. Setelah ini aku harus bagaimana? Aku tidak mungkin dapat bertahan jika tak punya uang dan pekerjaan. Aku juga tidak mungkin memberitau Miso eonni tentang ini, bisa-bisa ia akan datang dan menyeretku kembali ke rumah. Meski kuliahku ditanggung pihak kampus, tapi tetap saja ini sulit. Apa yang akan ku gunakan untuk membayar uang kos dan membeli makanan nantinya? Dengan daun? Atau kertas? Haaahh~ yang benar saja!

“Annyeong..”

Aku yang semula melamun, sedikit terlonjak kaget. Mendengar ada yang menyapa, segera ku tolehkan kepalaku, “Annyeong..” Sahutku sesingkat sapaannya.

Dia memandangku, khawatirkah itu? “Hyurin-ssi, apakah aku mengagetkanmu?”

“Sedikit..” jawabku jujur.

"Mianhae.. aku tidak bermaksud seperti itu.”

“Ne, gwenchanayo..” sahutku dengan senyuman tipis. Ia kembali melangkah memasuki kelas.

“Sepi ya..” ujarnya singkat.

“Tentu saja, ini masih pagi kan?” tanyaku, entah benar-benar bertanya atau hanya menyatakan. Toh dia hanya menganggukkan kepalanya, lantas segera duduk di tempatnya yang biasa, tepat di depanku. Selalu seperti ini. Sejak awal semester dimulai, sejak tiga bulan yang lalu.

Listen to You (Sinopsis+Prolog)

Jika ku katakan bahwa kau adalah yang terbaik, maka percayalah
Karena aku bersungguh-sungguh

Kala itu, kau berbisik dalam pelukanku
“Mengapa langit terlihat abu-abu?”
Mendung berarak menutupi cakrawala yang semestinya bercorak biru
Pun dengan angin yang bersenandung lirih, menyanyikan lagu sendu

Namun aku hanya membisu
Tak menjawab pertanyaanmu, karena aku tau itu bukanlah sebuah pertanyaan
Melainkan ungkapan yang ingin kau sampaikan

Aku pun mengerti, meski samar
Perlahan aku menguraikan pelukanku, melepasmu

Kau datang layaknya musim semi yang selalu ku tunggu tiap tahun
Hangat dan begitu indah, kaulah musim semiku
Hingga saat kau memilih pergi, musim dingin pun menghampiri
Membuatku mati..

Kau berjalan semakin jauh, meninggalkanku yang saat itu benar-benar menyanyangmu
Berhenti mencintaimu adalah sesuatu yang tak tertulis dalam kamus hidupku
Lalu bagaimana cara melupakanmu?
Kau tak menjawab dan terus berjalan

Kau adalah udara yang tak pernah ku hirup
Kekasih yang tak pernah kumiliki
Kau memori yang mendominasi isi duniaku

Lalu saat ku katakan, tak ada yang bisa merubah perasaanku
Sungguh,
Kau harus percaya…

XXXXX

Listen to You (Prolog)

Pertemuan pertama

Hyurin POV

“Ne, aku baru saja makan eonni, jangan khawatir..” sahutku bingung, sebelah tanganku penuh buku, aku berjalan perlahan, keluar dari ruang perpustakaan di salah satu pusat kota Seoul dengan satu tangan lainnya memegang ponsel.

“Sungguh? Kau tidak sedang mencoba berbohong padaku kan Hyurin-ah?” suara diseberang, terdengar sedikit tidak percaya.

Aku menghela napas mendengar pertanyaan Park Sora, eonniku. “Sungguh, aku tidak berbohong. Eonni, mian, aku harus segera ke tempat kerja saat ini. Nanti ku telpon, eonni juga jangan lupa makan. Yeobosseyo eonni..”

Klik. Sambungan terputus sepihak. Aku yakin eonni pasti sedang menggerutu karena sambungan telepon diputus sepihak. Tapi biarlah, urusan itu akan kupikirkan nanti. Aku sudah biasa menghadapi perhatiannya yang kadang terasa berlebihan. Tapi kurasa itu wajar, karena aku adalah satu-satunya dongsaeng yang ia punya. Apalagi sejak beberapa bulan ini kami tidak lagi tinggal serumah, karena aku lebih memilih kuliah di Inha University dan terpaksa harus meninggalkan kampung halaman. Karena ada sesuatu hal yang sangat ingin ku ketahui, yang mengharusakanku pergi dan tinggal jauh dari eonni ku. Suatu hal yang membuat kami kehilangan appa dan eomma, membuat kami menjadi anak yatim piatu. Suatu hal yang secara istilah kasar, disebut dengan dendam.

BRUUUKKK !!!

Tiba-tiba saja aku tersungkur jatuh di trotoar yang biasa ku lewati saat menuju tempat kerjaku. Buku-buku kuliah yang tadi kupinjam dari perpustakaan jatuh berserakan, dan yang paling parah adalah ponsel yang tadi belum sempat ku masukkan dalam tas, kini sudah tidak berada dalam genggamanku lagi. Dimana ponselku?

Dengan panik, aku segera berdiri, dan lututku terasa nyeri. Aku hampir memekik saat ku lihat benda berflap dengan warna putih itu tergeletak di aspal, di jalan! Aku hendak mengambilnya ketika sebuah ban mobil dengan tanpa dosa melindas benda malang itu. Aku terperangah. Membeku melihat nasib tragis yang menimpa ponsel itu. Belum sempat aku pulih dari keterkejutan, sebuah kertas kecil muncul di depan mataku. Aku menoleh, dan menemukan seorang namja dengan kacamata hitam dan syal tebal yang hampir menutupi separuh wajahnya, menyodorkan kertas itu padaku.

“Mianhae sudah menabrakmu. Aku sangat buru-buru, masalah ponselmu itu, aku pasti akan menggantinya. Ini kartu namaku. Kau bisa menghubungiku untuk meminta ganti rugi. Tapi tidak untuk saat ini. Sekali lagi, mianhae.” Namja itu berbicara sangat cepat, hingga aku hanya dapat menatapnya dan menerima kertas kecil itu. Tanpa menunggu reaksiku, ia pun berlalu. Dan hilang dibalik tubuh-tubuh lain yang berlalu lalang di trotoar ini.

Aku membaca nama yang tertulis pada secarik kertas itu. Lantas jantungku berdebar dengan keras tanpa kendali, kakiku gemetar hingga tiba-tiba saja, tubuhku jatuh terduduk. Orang ini…

XXXXX

To be continued
Thanks for reading
:)

Selasa, 06 Maret 2012

ELF (MUST READ)




Kita tau bahwa kemaren baru aja selelsai SS4 Di singapura. Dan kita juga tau ada beberapa ELF yang nonton disana. Dan kita juga tau bahwa kita sangat menginginkan Super Show itu untuk ada di negara kita… Di Indonesia…
Silahkan menangislah ELF… karena mereka sudah sangat dekat dengan kita…

walaupun ada beberapa dari teman kita yang menonton kesana, kita harus tau ada beberapa ELF juga, yang walaupun dia punya cukup uang untuk terbang ke singapuram, mereka tidak mendapatkan tiketnya. Jadi, intinya adalah uang memang sangat penting untuk menonton mereka namun yang lebih penting dari itu adalah seberapa besar tingkat keberuntungan yang kita miliki, untuk bertemu dengan mereka.

Waktu KIFF yang mendatangkan SHINee kemaren, ada temanku yang punya uang untuk beli tiket, tapi nggak bisa karena tiket itu nggak dijual bebas. Waktu Kim Bum… temanku punya uang tapi dia kehabisan tiket waktu mau beli. see? MIRACLE is EVERYTHING.

ELFs sayang… Kita tau kan kalau kemaren tu Yesung oppa kita bilang bahwa ‘wow… lebih dari 150 ELF Indonesia mentioned! Aku pikir kita harus mengadakan SS4 di Indonesia juga!’.

A HOPE..

A BIG HOPE..

FOR US..

Yesung oppa bilang seperti itu pada kita, bukan tanpa alasan. Kata-kata dia mengisyaratkan bahwa ada juga keinginan oppa-oppa untuk mengunjungi SELURUH ELF di SELURUH DUNIA. Bukan tidak mungkin kalau mereka juga memikirkan sebelumnya, dari jauh hari, tentang kita.

Dan kalau kita boleh berkhayal, pastilah mereka sudah merencanakan sesuatu untuk kita, ELF Indonesia, supaya mereka kesini.

Mungkinkah???

Apa iya???

Emang bisa???

Mungkin itulah yang kalian pikirkan di otak kalian. Biaya untuk konser mereka pastilah sangat besar, apalagi untuk negara kita, yang pendapatan per kapitanya kecil dibanding singapura dan Korea selatan. Tapi apapun itu, kata-kata yesung oppa memberikan kita satu harapan lagi…

Masih ingatkah kalian tentang janji-janji mereka???

1. Saat Zhoumi dan Henry masuk sebagai member subgrup SJ-M, ELF korea menunggu 13 jam di depan kantor SM hanya untuk mempertahankan SUJU sebagai 13 member. Dan LEETEUK, Leader tersayang kita, bilang dan mengumumkan pada kita semua, pada seluruh dunia, BAHWA SUPER JUNIOR AKAN 13 SELAMANYA.

2. Leeteuk, berjanji lagi pada kita setelah operasi dari kecelakaan yang hampir merenggut nyawa Kyuhyun bahwa; SUPER JUNIOR AKAN TERUS TERBANG JAUH, BEKERJA KERAS HINGGA WARNA BIRU SAFIR MENYALA DI SELURUH DUNIA. Dan sekarang, warna biru kesayangan kita itu bahkan sudah sampai di Iran.

3. Leeteuk lagi, selalu BERTERIMAKASIH kepada ELF diseluruh dunia yang telah mendukung mereka dari awal sampai sejauh ini SETIAP SAAT MEMPEROLEH PENGHARGAAN.

4. Leeteuk lagi, bilang bahwa semua member super junior dan ELF adalah sebuah keluarga, terikat satu sama lain, terpengaruh satu sama lain.

5. SEMUA MEMBER SUPER JUNIOR, bilang bahwa mereka tidak ingin terpisah dari Suju karena di hati mereka ada satu tempat spesial untuk SUJU dan ELF yang tidak bisa digantikan dengan apapun.

6. SUJU bilang mereka akan tetap memakai nama belakang SUPER JUNIOR dimanapun walaupun acara itu bukan milik Super Junior. And Last but The best…

7. SUPER JUNIOR ‘berencana’ mengadakan SS4 di Indonesia, seperti yang telah Yesung oppa bilang.

ELFs,apa yang mereka bicarakan untuk kita adalah sebuah janji. Walaupun janji itu membuat kita sangat lama menunggu untuk direalisasikan, perlahan namun pasti, Janji itu dibuktikan. Warna kita sudah sampai ke Iran… Lagu SUJU sudah berkumandang sampai ke Brazi dan Prancis.

Mereka adalah World star. Mereka adalah kekasih kita. Mereka selalu setia. Mereka selalu menepati janjinya.

Maka, selalu PERCAYA-lah pada janji mereka…

Dan, selalu MENCINTAI mereka apa adanya…

juga, selalu MELINDUNGI mereka ketika sesuatu menimpa…

Mereka hanya punya kita, yang bisa menguatkan mereka.

Kita menangis bersama…

Kita merangkul satu sama lain…

Kita percaya satu sama lain…

Kita mencintai satu sama lain…

Kita melindungi satu sama lain…

Mereka sayang pada kita, makanya mereka memberikan kita harapan. Mereka tau ini semua sangat sulit buat kita, namun kita harus PERCAYA, karena itulah satu-satunya kekuatan yang akan tetap menjaga cinta kita, pada mereka. Leeteuk bilang… ‘tak apa kalian mengikuti kami, asal kalian jangan terluka… apa ada yang terluka ketika mengikuti kami??? Aku khawatir sekali…’

Leader itu sangat sayang pada kita. Dia membiarkan kita untuk dekat, namun mengkhawatirkan diri kita karena kita akan terluka. Itu adalah bukti, kawan…



Dan sekali lagi, untuk apa yang dibicarakan yesung oppa pada kita kemarin, berikut adalah beberapa hal yang harus kita lakukan;

1. PERCAYA DAN MENUNGGU
2. PERCAYA DAN BERDOA
3. PERCAYA DAN TETAP MENCINTAI
4. PERCAYA DAN TETAP BERSABAR
5. PERCAYA DAN TETAP BERSAMA

dan jika mereka BERHASIL MENEPATI JANJI ITU;

1. CURAHKAN CINTA KALIAN DENGAN MENERIAKKAN NAMA MEREKA
2. JANGAN MELUKAI MEREKA DENGAN MENCABIK ATAU MENARIK MEREKA DITENGAH KERUMUNAN
3. BUATLAH MEREKA BANGGA DENGAN TIDAK BERPERILAKU SEMENA-MENA TERHADAP SESAMA ELF
4. BUATLAH MEREKA TERSENYUM DAN SELALU MENGINGAT KITA KETIKA MEREKA PULANG DARI SANA

tapi… jika kamu tidak bisa menonton;

1. JANGAN MENANGIS. ELF AKAN BERSEDIA MEMBAGI KISAHNYA PADAMU. ITU ADALAH KISAHMU JUGA ^^
2. BERDOALAH DIRUMAH, UNTUK MEREKA SUPAYA BISA MENINGGALKAN KESAN YANG MENAKJUBKAN PADA NEGARA KITA.
3. DATANG KE TEMPAT KONSER BERADA, DAN TERIAKKAN NAMA MEREKA TANPA BERBUAT ANARKI. INGAT, KAU TIDAK SENDIRI^^

tapi… jika mereka tidak menepati janji mereka;

1. MEREKA SEBENARNYA TIDAK MENJANJIKAN APAPUN. MEREKA HANYA BERENCANA, Jadi, tetaplah percaya namun REALISTIS.
2. TETAP PERCAYA, MENCINTAI, DAN MELINDUNGI MEREKA. Mereka pasti ingin menemui kita, namun ada hal yang membuat mereka tidak bisa.
3. JANGAN MEMBENCI MEREKA…

ELF sayang… tulisanku ini hanyalah sebuah curahan hatiku semata. Pandanganku tentang harapan dan janji yang mereka berikan. Aku tidak pernah kecewa jika mereka tidak menepati janji. Aku bersabar dan aku tau hari itu akan datang.

Aku tau, mendengar Yesung oppa berkata seperti itu saja membuatku menangis di pagi buta. Itu karena harapan dan mimpi yang seolah akan benar-benar terwujud. Berkaca dari KIFF kemarin, aku mulai mempercayai KEAJAIBAN. Seperti yang selalu Suju bilang.. Percaya pada mereka… dan BELIEVE in MIRACLE.

Suatu saat kita pasti bertemu mereka. Asalkan kita percaya pada semua yang kita inginkan. Kita pasti akan bertemu.Karena kita adalah satu. ELF dan SUPER JUNIOR adalah SATU.

I’m PROUD being an ELF