Pena masih terus menumpahkan tintanya di kertas usang
Terus menuliskan cerita yang terombang kelak
Terus bergerak, tak berhenti barang sejenak
Menorehkan kisah lama
Yang mungkin telah kau lupakan
Terisak pilu di sela-sela coretan
Jemariku terus bergerak
Menyatukan untaian kata menjadi kalimat
Dan semua ini.. masih tentangmu
Sang bayu menyimpan jeritanku untukmu,
Hei kau yang disana, tak taukah harapan yang kau beri terlalu tinggi ?
Terlalu sulit, untuk ku gapai
Tak sadarkah kasih yang kau tawarkan terlalu semu ?
Tak cukup nyata, untuk ku raba
Lihat. Di sini, ada sekeping hati yang terlalu bodoh mempercayai harapan yang kau beri
Lihat. Sekeping hati itu kini rapuh saat menyadari, bahwa kenyataan terlalu berbeda dengan mimpi kosong yang kau beri
LIHAT. COBA PEKA.
Pada apa yang ia rasakan saat melihatmu bersama kepingan hati lain
Bercanda, tertawa, dengan mesranya
Kau bercanda, bersamanya
Tersenyum, untuknya
Tertawa, karenanya
Dan aku muak, benar-benar muak, percayalah
Aku yang tak kuat bertahan kini berhenti
Di titik dimana kau melepas genggaman jemariku lantas berlari pergi
Sepintas pun tak ada hasrat untuk menahanmu tetap disini
Biarlah, biar..
Tak usah pedulikan pena dan cerita yang terus bergulir di kertas usang ini
Pergilah, pergi bersama dia yang kau cintai
Terimakasih.
Karena kamu sudah pernah ada.
Inggrita, 10.50
09 - 10 - 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar