Jumat, 09 Maret 2012
Listen to You (Part 3)
FanFiction Story: Listen to You (Part 3)
Author POV
Ruangan berbau obat-obatan itu diliputi keheningan. Hingga akhirnya salah seorang namja terbangun. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia mengeryit sakit saat menegakkan tubuhnya yang semalaman tertidur di samping ranjang Kyuhyun.
Saat benar-benar sadar, Taecyeon membelalakan matanya ketika dilihatnya ranjang tempat Kyuhyun berbaring semalam, kini telah kosong. Dengan cepat ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruang rawat ini. Tapi yang terlihat hanya Park Jung Soo yang sedang tertidur di sofa, di pojok ruangan ini. Ya tuhan! Dimana namja itu?!
Taecyeon berdiri dari kursinya, dan dengan panik berjalan ke toilet, yang masih dalam ruangan ini. Beberapa kali ia mengetuk pintu tapi tak ada yang menyahut dari dalam. Keributan kecil itu membangunkan Jung Soo.
“Kyuhyun-ah! Apa kau didalam?” panggil Taecyeon.
“Hei! Kenapa berteriak pagi-pagi begini, huh?” cecar Jung Soo sambil bangkit dari sofa. “Aigoo! Kenapa Kyu tidak ada? Taecyeon-ya! Dimana dia?!” ujar Jung Soo ketika menyadari dongsaengnya menghilang.
BRUUKK
Taecyeon mendorong pintu itu hingga terbuka lebar-lebar. Tapi…kosong, tidak ada Kyuhyun di dalam sana. Jantungnya sudah berpacu melebihi batas normal saat ini. Napasnya memburu, gelisah. Pegangan tangannya pada kenop pintu toilet itu mengendur perlahan hingga akhirnya terkulai lemas di samping tubunya.
Dengan tubuh yang menegang kaku, ia berbalik dan menatap panik ke belakang, kearah Jung Soo, yang juga terlihat tak kalah panic darinya.
“Hyung… Kyuhyun tidak ada.” Suara namja itu bergetar. “Di..dia menghilang.”
XXXXX
Sementara itu di tempat lain namun diwaktu yang sama, Park Hyurin sedang mengemasi barang-barang terakhir yang belum sempat ia kemas kemarin malam. Hari ini adalah hari dimana ia harus meninggalkan tempat tinggal sewanya ini. Yeoja itu menutup resleting tasnya yang tidak terlalu besar itu lalu menghela napas lega. Saat pindah dari Chun Cheon ke Seoul beberapa bulan lalu ia memang tak membawa barang terlalu banyak. Hyurin melirik jam tangan kecil –pemberian eonni- nya, masih jam 06.00, terlalu pagi untuk pergi.
Hyurin menyenderkan punggungnya ke dinding dan menekuk lalu memeluk lututnya sendiri. kemarin setelah Taecyeon mengantarnya pulang, ia langsung menuju rumah Bibi Han untuk berpamitan. Mungkin karena merasa kasihan, Bibi itu menyuruhnya untuk tinggal sehari lagi. Tapi Hyurin menolak, ia tak mau merepotkan Bibi Han. Hyurin berbohong dengan mengatakan sudah menemukan tempat tinggal sewa yang baru dan akan menempatinya esok hari, hari ini.
Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Ia belum menemukan tempat tinggal baru, apalagi pekerjaan. Hyurin menghela napas panjang. Harus kemana ia setelah ini? Tidur dijalanan? Yang benar saja.
“Kau harus pulang saat tak sanggup lagi hidup di Seoul, arasseo?”
Kata-kata Miso membayangi pikirannya. Kembali ke Chun Cheon? Aih, tidak, tidak. Tidak! Urusannya disini belum selesai.
Hyurin selalu saja bingung setiap kali memikirkan Miso yang sepertinya sangat membenci kota Seoul ini. Padahal ia tau eonninya itu dulu pernah tinggal beberapa waktu saat kuliah di Seoul University. Tapi kenapa eonninya itu terkesan tak suka saat Hyurin memutuskan menjadi seperti dirinya. Ah, entahlah. Membingungkan.
Hyurin bangkit dari duduknya dan berkacak pinggang. Ia berpikir sebentar lalu memutuskan memasak semangkuk ramen untuk sarapan. Lalu setelah itu, ia akan benar-benar meninggalkan tempat ini.
XXXXX
Walau matahari baru saja mulai menampakan diri, tapi jalanan di Kota Seoul ini selalu saja ramai. Tak peduli masih pagi, saat siang maupun malam, jalanan di kota tersibuk di Korea ini selalu saja penuh dengan kendaraan yang berlalu lalang.
Semua terlihat normal seperti hari-hari biasanya…. Kecuali dengan satu hal. Seorang namja yang berdiri menghadap jalan raya didepannya dengan pandangan kosong dan menerawang. Ia terlihat aneh dan cukup mencolok dengan penampilannya yang tidak biasa. Namja itu tak memakai alas kaki di cuaca sedingin ini, rambut coklat gelapnya terlihat berantakan dan sedikit berkibar saat tertiup angin. Pakaian yang dikenakannya berwarna biru lembut, layaknya pakaian pasien dirumah sakit.
Orang-orang yang melihatnya hanya lewat begitu saja tanpa berani bertanya. Mereka mengira namja itu adalah salah satu pasien penghuni rumah sakit jiwa yang berhasil kabur.
Tapi apapun pikiran orang-orang, itu tak jadi masalah. Bahkan bagi namja itu sendiri, ketidakpedulian orang-orang padanya adalah sesuatu yang memang ia inginkan. Ia tak mau gagal lagi kali ini. Ia sudah terlampau lelah untuk hidup dan bertemu dengan hari esok. Biarkanlah ia pergi, tak usah pedulikan lagi. Tak perlu.
Dengan kaki yang terasa kaku dan mati rasa karena kedinginan, namja itu berjalan satu langkah. Matanya masih tetap lurus kedepan, entah memandang apa.
Ia hanya berharap, mata ini akan terpejam secepatnya setelah ini, bahkan kalau perlu untuk selamanya. Tak perlu melihat mentari atau apapun esok hari. Tak perlu. Ia.. benar-benar sudah lelah.
Secara perlahan, ia kembali melangkahkan kakinya. Ia berjalan tanpa melihat sekitar, dan hanya fokus ke depan. Namja itu terus saja melangkahkan kakinya tanpa mempedulikan suara klakson sebuah truk yang terasa semakin mendekat dan melaju dengan kecepatan diatas normal.
Truk itu semakin dekat ke tubuhnya, hingga akhirnya….
CKKIIIIITTTT
BRRAAAKKK
…. Semuanya mendadak menjadi sangat gelap.
XXXXX
“SIAL!” Park Jung Soo berseru frustasi sambil memukul kemudi mobilnya.
“Tenanglah hyung..” Taecyeon yang duduk di sampingnya hanya bisa mencoba menenangkan dengan kata-kata sederhana. Karena jujur saja, ia juga sedang khawatir sekali saat ini. Kyuhyun tak bisa ditemukan diruangan manapun, di rumah sakit.
Hingga akhirnya ia dan Jung Soo mencoba menelusuri setiap jalan dengan mobil yang melaju sangat pelan. Kyuhyun bahkan baru saja mendapat perawatan karena usaha bunuh dirinya yang gagal kemarin. Dan sekarang, namja itu sudah menghilang saja dari rumah sakit. Kondisi fisiknya pasti tak cukup kuat untuk berjalan jauh dari jalanan di kawasan rumah sakit ini.
Taecyeon mencondongkan tubuhnya ke jendela mobil disebelah kirinya. Ia menyipitkan matanya dengan tajam, melihat keseberang jalan yang sedang mereka lewati. Melihat sosok yang tak asing baginya. Namja dengan rambut coklat gelap dan piyama biru lembut… Kyuhyun kah itu?
“Hyung, be..berhenti.” perintahnya sambil terus menatap ke seberang jalan yang cukup ramai ini.
“Waeyo? Yak! Kenapa kau keluar, Taecyeon-ya?” Jung Soo heran saat Taecyeon tiba-tiba menyuruhnya menepi lalu keluar begitu saja dari mobil.
“Ada apa, hah?” Jung Soo kini berdiri di samping Taecyeon, yang masih memandang ke seberang jalan sana.
“Kyuhyun ada di seberang hyung..”
Seketika itu juga Jung Soo melempar pandangannya kearah dimana mata Teacyeon juga tertuju. Bersamaan dengan itu, namja diseberang sana –Kyuhyun- melangkahkan kakinya yang tak memakai alas menuju aspal jalan raya yang ramai kendaraan.
Ketika baru saja menyadari apa yang akan terjadi, Jung Soo dan Taecyeon terpaku ditempatnya berdiri kini. Sekalipun mereka berlari untuk mencegah Kyuhyun menabrakkan diri, itu tak mungkin sempat mereka lakukan, karena sekarang tubuh namja itu dihampiri oleh sebuah truk yang melaju sangat kencang. Dan yang terjadi selanjutnya….
CKKIIIIITTTT
BRRAAAKKK
XXXXX
Park Hyurin POV
Saat ini aku sedang berada disebuah halte bus. Bukan, aku disini bukan untuk menunggu bus, aku hanya lelah karena terus berjalan tanpa tujuan yang jelas sambil menenteng tas berisi pakaianku ini. Aku hanya ingin duduk sebentar sebelum melanjutkan perjalanan-entah-kemana.
Namun seketika, badanku berdiri dengan tegang sambil memandang seorang namja aneh yang berdiri tak jauh dariku. Ia hanya memandang jauh kedepan.
Dan..dan.. aigoo!! Namja itu melangkahkan kakinya ke jalan raya tanpa melihat kanan kiri. Yak! Namja itu gila atau bagaimana hah? Ia mau bunuh diri, atau apa?!
DEG.
Bunuh diri? Aish! Dia benar-benar mau bunuh diri, huh?
Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling dengan panik. Tidak adakah seseorang yang menyadarinya selain aku disini? Aku menggigit bibirku tanpa sadar karena kelewat panik. Apa yang harus kulakukan??!
Kualihkan pandanganku pada sosok namja itu lagi, dan betapa terkejutnya aku saat kulihat sebuah truk melaju dengan sangat kencang menghampiri tubuhnya.
Aku bahkan tidak sadar telah berlari kejalan raya, mendekati sosok itu lalu… memeluk erat dan mendorong tubuhnya, hingga terjungkal ke trotoar pinggir jalan. Aku hanya bisa memejamkan mataku erat-erat, meski aku tau aku dan namja ini sudah selamat. Suara ban truk itu mendecit karena beradu dengan aspal.
BRRAAAKKK
Kubuka mataku dan terlihat truk itu menghantam sebuah pohon didekatnya. Aku mencoba duduk dan memandang wajah namja ini. Dia pingsan.. kenapa bisa?
Aku mencoba mendekatkan wajahku kearahnya, mencoba meneliti apakah dia terluka atau tidak. Tapi tiba-tiba aku meringis dan merasakan kepalaku sangat sakit. Tanganku terulur menyentuh kepalaku sendiri. aku mengeryit bingung saat sesuatu yang basah terasa ditelapakku.
Perlahan kuturunkan tanganku dan aku membelalak kaget karena darah segar menyelimuti telapakku. Sebelum aku sempat mengerti apa yang terjadi dengan kepalaku, pandanganku sudah mulai mengabur hingga akhirnya aku tak melihat apapun. Semuanya tiba-tiba saja menjadi hening… dan gelap.
XXXXX
TBC
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar