Warning : kisseu scene :P
Backsound : SHINee – Hana :3
~***~
Love is the most shining moment..
Achim haessali geudaewa gatayo
Jogeum yuchihagaetjyo
Geuraedo nan eerungae joeun geol
[The morning sunlight is like you
It might be a little childish, but I like it]
Hari ketiga di musim semi yang sangat indah, saat dimana musim semi menghijaukan dedaunan, Han Yoon Hee berjalan dengan langkah ringan menemui seseorang yang telah menantinya di sudut taman kota yang tak terlalu ramai. Seulas senyum mengembang di wajah cantiknya, terlihat sesosok namja tengah menantinya sembari duduk di salah satu kursi taman bercat coklat tua, menikmati kopi hitam dan sesekali menggosok-gosokkan tangannya.
Yoon Hee berlari kecil menghampiri orang itu dan memeluknya dari belakang. Sejenak ia memejamkan matanya mencium aroma white tea yang begitu ia kenal. Sekilas Yoon Hee juga mengusapkan pipinya pada rambut halus pemuda itu. Pemuda itu, kekasih yang amat ia cintai.
Nareul kkaeweojun geudae yeopae ramyeon
Deo baralgae eopgaetjyo
Eereokhae geudael bogo shipeun geol
[If I’m by your side when you wake me up
I have nothing more to wish for
I want to see you]
Yoon Hee melepas pelukannya dan mengecup pipi pemuda itu sekilas, lantas beranjak duduk di sebelanya. Tidak ada kata yang terucap, mereka hanya saling melemparkan pandangan satu sama lain. Menyalurkan kerinduan tanpa bahasa, hanya lewat udara yang saling terhela di antara keduanya. Pemuda itu mengusap lembut pipi Yoon Hee, menyingkirkan beberapa anak rambut dari wajah Yoon Hee hingga akhirnya mendaratkan sebuah kecupan lembut di dahi gadis itu, cukup lama.
Sarangi eodirago mot.hal geora saenggakhaji malayo
Nareul deo neutgi jeonae
Na deo keugi jeonae japajul su itjyo?
[Don’t think that we can’t love because we’re young
Before it’s too late
Before I grow older, can you hold onto me?]
“Kadang aku bingung harus bekerja apa, Jin Ki-ya..” Yoon Hee mengeluh dan menyandarkan kepalanya di pundak Jin Ki –pemuda yang mengecup keningnya tadi—.
“Kau pintar, kau juga bisa melakukan apa saja. Kenapa harus bingung?” tanya Jin Ki tak mengerti.
“Aku bingung, apakah aku harus mendaftar sebagai make-up artist-mu agar bisa membuatmu terlihat paling tampan setiap hari? Apakah aku harus menjadi penata rambut agar bisa menyentuh rambutmu setiap hari? Apakah aku harus bekerja di tempat perawatan wajah agar aku bisa menyentuh wajahmu setiap hari? Katakan padaku, aku harus bekerja sebagai apa agar bisa menyentuhmu setiap hari?” Jin Ki tertawa jecil saat mendengar ocehan lucu yang terlontar dari mulut Yoon Hee. Pemuda itu bergerak memeluk tubuh Yoon Hee dari samping.
“Kau ingin tahu harus bekerja menjadi apa, hm?” Yoon Hee mendongakkan kepalanya menatap mata sabit Jin Ki. “Tapi kurasa ini tidak bisa disebut sebagai pekerjaan.”
“Memangnya apa?”
“Jadilah istriku,” Sahut Jin Ki sambil tersenyum lembut. “maka kau akan bisa menyentuhku setiap hari. Dan aku juga bisa memelukmu setiap hari.”
“Tapi, kenapa tidak bisa disebut pekerjaan?”
“Karena itu takdir.” Jin Ki tertawa membuat Yoon Hee terkikik dan membenamkan wajahnya di dada Jin Ki. Tersenyum dalam dekapan pemuda itu.
Pelukanmu, adalah tempat ternyaman dalam tiap detik hidupku…
“Apa ini caramu melamarku?”
“Apa kau berpikir aku sedang melamarmu?” balas Jin Ki. Yoon Hee sontak menegakkan punggungnya, menatap Jin Ki dengan bibir mengerucut.
“Ya! Lupakan saja!” sentaknya dengan semburat merah di pipi putihnya. Yoon Hee memalingkan tubuhnya ke arah lain, membelakangi Jin Ki.
“Hey…” ditariknya lengan gadis itu, membuat mereka saling berhadapan lagi. “Aku hanya bercanda.”
Yoon Hee masih saja memalingkan wajahnya. Membuat Jin Ki gemas. Diraihnya dagu gadis itu dengan telunjuk dan ibu jarinya. Menyambar mata bulan gadis itu dengan tajam. “Ya~ kenapa kau gampang kesal seperti ini?”
Yoon Hee memutar wajahnya lagi menghadap Jin Ki. "Kau yang selalu menggodaku,"
"Hahaha, karena kau sangat lucu saat digoda."
“Hm.” Sahut Yoon Hee bergumam.
"Ah, baiklah, baiklah.. aigoo.. aku minta maaf.."
"Tidak semudah itu.."
"Lalu ?"
"Nyanyikan aku sebuah lagu." tuntut Yoon Hee.
"Mwo? Lagu apa?"
"Mana ku tahu. Bukankah SHINee punya banyak lagu, huh?"
"Haissh, arraseo!"
Jin Ki melirik Yoon Hee dan membatin dalam hati kenapa ia bisa mencintai yeoja dengan mulut pedas dan seperti bunglon ini. Sedetik manis, sedetik manja, dan detik berikutnya memarahinya. Ckckckck.
Jin Ki berdeham lalu menarik nafas, dan mulai melantunkan suaranya.
Saranghaeyo geudaemaneul jeo haneulmankeum
Jungmal geudaeneun naega saneun eeyu.in geolyo
Geudaereul aju mani geudael michidorok anajugo shipeo
Ajik mani ppareungeojyo geureongeojyo
[I love you only, as much as the sky
You truly are the reason I live
I really, really, I want to hug you like crazy
We’re still going too fast, right?]
Jin Ki menarik bahu Yoon Hee, menjatuhkan gadis itu dalam dekapannya lagi. sambil menggerakkan kepalanya, menikmati lantunan suara merdunya sendiri. Tanpa menyadari, Yoon Hee sudah mulai luluh kembali, dan tersenyum, ikut menikmati nyanyian pemuda itu.
Ya. Dia selalu luluh oleh seorang Lee Jin Ki.
Ajik geudae maeumi nae gyeotae
Ol su eopneun geol arayo geunde
Geudae hanaman naye hanarago boolleodo dwaenayo
[I know that your heart
Cannot come by my side yet
Can I just call you my one?]
Seperti terhipnotis, Yoon Hee pun kini ikut bersenandung bersama Jin Ki. Dalam pelukan hangat itu, Yoon Hee menengadahkan kepalanya,
dan terlihat betapa musim semi ini sangat hijau, berwarna, indah, dan sehangat pemuda-nya.
Oori gatchi one, two, three, oh ja shijakhaeyo
Geudae naye hanajyo naye jeonbuingeolyo
Geudaereul aju mani geudael michidorok saranghago shipeo
Eejeneun geuraedo dwaejyo geurungeojyo
Geudaereul aju mani geudael michidorok saranghago shipeo
Eejeneun geuraedo dwaejyo geurungeojyo
[Let’s all together one, two, three, let’s begin
You are my one, my everything
I really, really, I want to love you like crazy
I can do that now, right?
I really, really, I want to love you like crazy
I can do that now, right?]
Hmmm... Hmmmm~~~
PROOKK PROOKK PROOKK
Tanpa sadar, Yoon Hee langsung bertepuk tangan begitu Jin Ki selesai berimprovisasi. Suara namja itu begitu lembut. Membuat Yoon Hee semakin tak kuasa menolak pesonanya.
"Bagaimana?"
"Choa!! (bagus!!)" pekik Yoon Hee sambil tersenyum lebar.
"Apa aku sudah dimaafkan sekarang?"
"Hahaha, tentu.."
"Jadi sekarang, aku minta bayaran."
"Mwo ?"
"Ya! Nona Han, apa kau lupa? Aku tidak pernah mau menyanyi tanpa bayaran."
"He??" Yoon Hee mengerjapkan matanya saat melihat kilatan aneh di mata sabit itu.
Tangan kanan Jin Ki yang semula memegang dagu gadis itu kini juga beralih posisi. Yoon Hee merinding saat merasakan telapak tangan hangat mendarat pelan di tengkuknya. Menariknya ke depan, membuat ujung hidungnya dan Jin Ki bersentuhan.
Jin Ki tersenyum penuh kemenangan saat dilihatnya Yoon Hee kini mematung sambil menatapnya tanpa berkedip dengan muka yang merah padam.
“Saranghae…” bisiknya amat pelan, sebelum benar-benar menghilangkan jarak di antara mereka, menyapukan bibirnya pada bibir merah Yoon Hee, gadis-nya.
Angin musim semi berhembus lembut. Menggelitik dedaunan yang bergelayut manja pada ranting pohon. Di bawahnya, sepasang hati tengah larut dalam buai rasa.
Dan dia akan selamanya menjadi tempat singgahku yang paling nyaman…
Geudae naye hanajyo naye jeonbuingeolyo
[You are my one, my everything]
=========================================================
by : Yoon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar