Halaman

Jumat, 09 Maret 2012

Listen to You (Part 5)

FanFiction Story: Listen to You (Part 5)


Author POV

Sudah hampir lima hari Hyurin menginap di rumah sakit. Hari ini adalah saatnya ia keluar dari dari rumah sakit. Seluruh tanggungan biayanya ditanggung oleh Park Jung Soo. Ia mengaku merasa bersalah karena gara-gara adiknya lah Hyurin jadi masuk rumah sakit.

“Nah, sudah tidak ada yang tertinggal kan? Kajja..” ujar Taecyeon yang membantunya beres-beres sejak tadi. Namja itu melarang Hyurin membereskan sendiri barang-barangnya dan hanya menyuruh yeoja itu untuk tetap duduk di kasur.

Dan selama lima hari itu pula, sejak kejadian itu, Hyurin sama sekali belum bertemu lagi dengan namja yang diselamatkannya, Cho Kyuhyun. Ia juga tidak tau kalau ternyata ruang rawat mereka sebenarnya bersebelahan. Hingga akhirnya saat keluar dari ruangannya –ditemani oleh Taecyeon- seseorang dari ruang sebelah juga keluar. Sosok dengan sweater abu-abu itu keluar dan disusul kemudian dengan Jung Soo di belakangnya.

Seketika itu juga, tubuh Hyurin menegang dengan kaku. Namja inilah yang tempo hari menabraknya dan membuat ponselnya rusak. Hingga mengakibatkan kesialan yang berturut-turut menimpa Hyurin.

Jung Soo menatap ke arahnya. “Ah, Hyurin-ah.. sudah beres? Berangkat sekarang juga?”

Pertanyaan Jung Soo itu bagaikan angin lalu yang tidak penting. Karena Hyurin sama sekali tak menjawab dan hanya menatap lekat kearah Kyuhyun. Mungkin karena merasa ada yang memperhatikan, namja yang sejak tadi menunduk itu perlahan mengangkat wajahnya. Hingga akhirnya dua pasang mata itu bertemu pada satu titik dan saling memancarkan sesuatu yang tak bisa ditafsirkan.

Hyurin dengan tatapan yang sulit diartikan, dan Kyuhyun dengan sorot mata kosong. Ia memang memandang Hyurin, tapi toh itu hanyalah sebuah pandangan… tanpa ada perasaan dan kehidupan apapun didalam pancaran mata namja itu. Karena… ia sudah tak punya perasaan apa-apa sekarang. Hati dan perasaannya sudah mati. Mati… sejak beberapa tahun lalu.


Taecyeon yang tidak tahan dengan keadaan yang mendadak terasa aneh itu, akhirnya memutuskan menepuk pelan bahu Hyurin. Dan membuat yeoja itu tersentak kaget, lalu mengalihkan pandangannya pada Taecyeon.

Seketika itu juga Taecyeon membulatkan mata sipitnya. Mata Hyurin berkaca-kaca??

“Hyurin-ah, nan gwenchana-yo?? Apa ada yang sakit?” tanyanya khawatir. Jung Soo ikut mendekat kearah Hyurin dan meninggalkan Kyuhyun yang mematung ditempatnya, masih dengan wajah tanpa ekspresi itu.

“Aniya~..” Hyurin memsangkan senyuman tipis dengan matanya yang masih berkaca-kaca, menahan tangis.

“Ada apa? Kau menangis, huh?” tanya Jung Soo. Lagi-lagi, Hyurin memaksakan sebuah senyuman lalu menggeleng pelan.

“Aku baik-baik saja. Aku tidak menangis oppa..”

Taecyeon menatap sekilas kearah Kyuhyun yang sudah kembali menundukkan wajahnya. Lalu ia menatap hyungnya,

“Hyung, sebaiknya kita segera ke mobil dan pulang. Kyu dan Hyurin lebih baik banyak beristirahat saat ini.” Sarannya.

“Arraseo, kau benar. Kajja, kita pergi..” jung Soo menghampiri Kyuhyun dan menggandengnya. Diikuti dengan Taecyeon dan Hyurin yang berjalan di belakangnya.

Sesekali, tanpa sepengetahuan Hyurin, Taecyeon meliriknya yang diam-diam memandang Kyuhyun dengan tatapan tak terbaca. Seperti pandangan terluka. Sebenarnya ada apa dengan mereka? Bukankah mereka baru saja bertemu?

Sementara itu, tak berbeda dengan Taecyeon, Hyurin pun juga sibuk dengan pikirannya sendiri. hingga tanpa sadar ia terus saja menatap punggung namja yang tepat di depannya ini. Berbagai perasaan campur aduk dalam hatinya. Orang yang selama ini dicarinya akhirnya ketemu. Namun dalam situasi yang tidak baik. Hyurin bertekad tidak akan mengungkapkan tujuannya sekarang. Ia akan menunggu hingga saat yang tepat. Toh setelah ini ia akan tinggal dekat dengan namja ini kan. Masih ada banyak waktu untuk kembali mengingatkan namja itu.

Mengingatkan Kyuhyun pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Karena namja inilah… yang telah mengakibatkan kedua orang tuanya meninggal. Mengakibatkan ia dan Park Miso –eonninya- hidup sendirian tanpa otang tua.

XXXXX

Sebuah rumah dengan pagar besi tinggi menjulang dan dengan luas yang tak kalah dengan sebuah lapangan sepak bola yang mewah –menurut Hyurin- terpampang dihadapannya. Astagaaa, ini rumah? Atau stadion piala dunia? Batin Hyurin.

Taecyeon yang melihat ekspresi Hyurin hanya tersenyum geli. Gadis ini emang polos sekali.

Jung Soo menyuruh mereka semua untuk masuk kedalam rumah kediaman keluarga Cho ini. Ia sudah menganggap tempat ini seperti rumahnya sendiri. karena sejak kecil ia memang sudah terbiasa menginap disini.

Orang tua Kyuhyun menyuruhnya menjaga Kyuhyun yang belakangan seperti orang depresi. Ia sendiri sebenarnya tinggal di Paris bersama keluarganya disana dan hanya sesekali pulang ke Seoul untuk mengunjungi teman-temannya. Tapi sejak beberapa tahun yang lalu, ia menetap dan tinggal disini untuk menjaga Kyuhyun.

“Nah, disini kamar anda, Nona.” Jung Soo berdiri didepan sebuah pintu bercat putih lembut dengan gaya seperti seorang petugas hotel. Membuat Hyurin tertawa pelan melihatnya.

“Dan jika membutuhkan sesuatu, apapun it–“

BLAAMM !

Pintu yang ditutup oleh Kyuhyun dengan kasar itu membuat ketiga orang lainnya terkejut. Taecyeon mendesah berat lalu menatap Jung Soo yang masih kaget.

“Oppa…” panggil Hyurin dengan tatapan takut-takut.

“Wae, Hyurin-ah?”

“A.. apakah Kyuhyun-ssi tak suka aku tinggal dirumahnya ini?”

Jung Soo menundukkan wajahnya mensejajarkan matanya dengan manik milik Hyurin sambil memegang kedua pundak yeoja itu.

“Kau tidak usah terlalu khawatir. Dia tak masalah jika siapapun tinggal disini. Apalagi kau yang telah menyelamatkannya.” Ujar Jung Soo, tersenyum. “Dia memang aneh seperti itu. Dan ku harap kau bisa beradaptasi dengan sifat anehnya.” Hyurin hanya mengangguk tak yakin dan membalas senyuman Jung Soo.

XXXXX

Hyurin berjalan turun kelantai satu dan menuju ruang tengah. Ia mendengar suara televisi yang menyala. Malam ini adalah malam pertama dimana ia tinggal dirumah yang begini besarnya.

Rumah ini memang besar dan mewah. Tapi apalah artinya rumah yang besar jika dihuni oleh tiga orang saja. Pembantu di rumah ini memang banyak, berjumlah 12 orang dengan tugas yang sudah diberikan untuk masing-masing orangnya. Tapi mereka tak tinggal didalam rumah ini. Ada sebuah vila kecil yang disediakan untuk tempat tinggal mereka. Terletak di sebelah timur rumah besar ini. Bisa dibayangkan kan seberapa luas halaman rumah ini.

“Oppa..”

Jung Soo yang asyik menonton televisi, memutar kepalanya kearah suara yang memanggilnya.

“Hyurin-ah? Nan gwenchana-yo? Kenapa belum tidur?”

“aku terbangun.. oppa sendiri kenapa belum tidur?”

“Insomnia..” jawab namja itu sambil meringis.

“Haha, mau aku buatkan coklat hangat?” tawar Hyurin.

“Tidak usah.. kau ingin ke dapur?”

Hyurin mengangguk sambil tersenyum.

“Perlu kutemani?” ujar Jung Soo polos, membuat Hyurin kembali tertawa.

“Apakah didapur ada sesuatu yang menakutkan, hingga oppa harus menemaniku kesana?” Jung Soo ikut tertawa tapi terdengar seperti dipaksakan. Memangnya ada apa sih didapur?

“Yasudah, pergilah kedapur, dan setelah itu cepatlah kembali ke kamarmu dan tidur, arraseo?”

“Ne, arraseo..”

Hyurin melangkahkan kakiknya menuju dapur. Ia sudah kesini saat Taecyeon membuatkan sepotong sandwich untuknya siang tadi. Senyum Hyurin mengembang saat teringat kembali pada kejadian tadi. Ternyata namja itu bisa melakukan apapun. Tampan, pintar, kaya, baik hati pula. Haaahh… rasanya hidup kadang terasa tidak terlalu adil. Namja sesempurna itu, ternyata ada didunia ini.

TAP

Langkah kaki Hyurin terhenti seketika di ambang pintu dapur. Senyum yang mengembang itupun lenyap dari wajahnya. Terkejut melihat namja yang sedang berdiri memunggunginya sambil mengaduk segelas teh dihadapannya. Kyuhyun ada di dapur juga? Matilaah…

Hyurin tetap berdiri mematung ditempatnya bahkan saat Kyuhyun sudah berbalik untuk meninggalkan dapur. Dan ketika melihat sosok yeoja yang berdiri beberapa meter dihadapannya ia hanya diam.

Kembali, kedua pasang mata itu kembali bertemu. Beberapa detik terlewati begitu saja tanpa ada yang bersuara. Baik Kyuhyun maupun Hyurin terdiam dititik mereka berdiri dan saling memandang.

Tapi kali ini terasa berbeda bagi Hyurin. Ia melihat sorot mata yang memandangnya itu tak lagi sama seperti siang tadi. Pandangan mata namja itu tidak kosong lagi. Ada sesuatu disana. Kebenciankah itu?

Kyuhyun menatap Hyurin dengan pandangan yang sangat tajam. Malah terkesan seperti melecehkan. Bibirnya terkatup rapat. Namun masih terus menancapkan pandangan matanya pada yeoja itu, tanpa berkedip sedikitpun. Ia mulai berjalan mendekat kearah Hyurin.

Tap, tap, tap. Langkah kaki namja itu mantap menuju Hyurin yang masih mematung. Hingga akhirnya Kyuhyun hanya melewatinya begitu saja. Membuat Hyurin tak menyangka. Dan tanpa sadar, ia bersuara.

“Tunggu!”

Tap. Langkah Kyuhyun yang menjauh, terhenti seketika itu juga.

Hyurin membalikkan tubuhnya kearah namja yang berdiri memunggunginya itu.

“Aku tidak suka dengan pandanganmu itu, kau tau.” Ujarnya. Tapi Kyuhyun masih tak merespon apalagi membalikkkan badannya untuk sekedar menatap Hyurin.

“Pandanganmu… seperti mengatakan bahwa kau membenciku. Padahal seharusnya….” Hyurin menelan kembali lanjutan kalimatnya. Memilih untuk tidak mengatakannya.

Padahal seharusnya akulah yang sebenarnya pantas membencimu!! Raungnya dalam hati. Tangannya mengepal erat disisi kiri dan kanan tubuhnya. Beberapa saat hening hingga suara detak jam dinding disitu terdengar begitu jelas.

“Aku memang membencimu.”

Suara sedingin laut baltik itu terdengar pelan dan jelas. Cukup membuat Hyurin semakin mematung ditempatnya.

“Mwo?”

Kyuhyun melirik Hyurin melalui bahunya. Sorot mata itu masih tajam hingga membuat Hyurin sedikit gentar.

“Kau. Aku sangat membencimu.” Ujar Kyuhyun lagi. Tak kalah dingin dengan sebelumnya.

“Kau pikir tindakanmu sudah benar? Jangan pernah mengira aku akan merasa berhutang nyawa padamu. Aku tidak butuh bantuan.” Ucap namja itu dengan nada datar yang terdengar mengerikan.

“Jangan pernah masuk dalam kehidupanku, Nona.”

XXXXX

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar